Jumat, 15 Juni 2012


Tugas Individu

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
KESEHATAN LINGKUNGAN
“ TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR “

Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas Akhir Semester





Di Susun Oleh

ABDURRAHMAN YAHYA







TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

A.      Topik
Kesehatan Lingkungan.

B.       Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan lingkungan hidup yang terjadi di kawasan tempat pembuangan akhir sampah Kota Gorontalo, serta mencari upaya pemecahannya dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan. 

C.      Teori Dasar
Untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak negative bagi lingkungan yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya.
Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.
Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif pada lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan. Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan, perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan apabila tidak memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan air tanah. (Sastrawijaya, 2009).
Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya (Sastrawijaya, 2009). Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam melakukan aktivitasnya akan terganggu juga. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan dalam proses pencapaiannya, justru kemerosostan kualitas hidup yang akan diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitas sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung lingkungan.
Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan limbah yang akan menjadi beban bagi lingkungan untuk mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran bagi lingkungan.
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah jika didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan jenis bahan asalnya, sampah dibedakan menjadi:
  1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
  1. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;

Produksi sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah produksi sampah.
            Jumlah sampah yang akan dihasilkan jika dihubungkan antara kegiatan pembangunan dengan kualitas lingkungan, maka akan senantiasa berbanding lurus, dimana jika pembangunan terus meningkat, maka sampah yang akan dihasilkan akan bertambah sedangkan kualitas lingkungan menurun, jadi adanya sampah akan berbanding terbalik dengan kualitas lingkungan hidup.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan :
1.      Tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
2.      Menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
3.      Menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
Untuk meminimalisir beberapa akibat diatas maka sampah-sampah yang ada haruslah dimusnahkan Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana sebagai berikut :
ü  Penumpukan.
Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
ü  Pengkomposan.
Cara pengkomposan meerupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
ü  Pembakaran.
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran.
ü   “Sanitary Landfill”.
Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini memerlukan areal khusus yang sangat luas.
1.      Sampah basah : Kompos dan makanan ternak
2.      Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang
3.      Material daur Ulang
-       Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
-       Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak.
-       Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll.
-       Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll
-       Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll
-       Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.
Dengan mengolah sampah, maka kita telah melakukan beberapa ha yang positif bagi lingkungan yaitu
1.      Mengehemat sumber daya alam
2.      Mengehemat Energi
3.      Menguranagi uang belanja
4.      Menghemat lahan TPA





Gambar 1.1 Diagram Hubungan Manusia dan Lingkungan Hidupnya
(Paryadi, 2008)

Kondisi yang terjadi sekarang terhadap lingkungan sungguh menyedihkan. Manusia yang seharusnya memelihara, menjaga, serta melestarikan lingkungan malah semakin membuat tekanan yang luar biasa terhadap lingkungan. Eksploitasi besar-besaran terhadap SDA, pertumbuhan penduduk yang meningkat, perkembangan teknologi, ekonomi dan aktivitas sosial tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan telah menyebabkan kemerosotan lingkungan dan pencemaran.
Terkait masalah-masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar lingkungan yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik.
Dalam Pasal 65 poin keempat UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dalam hal ini institusi pendidikan juga diharapkan mampu untuk turut serta mengambil peran dalam pengelolaan lingkungan.
Jenis pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; pendidikan nonformal yaitu berupa jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang; serta pendidikan informal berupa pendidikan yang diperoleh melalui keluarga dan lingkungan (Mendiknas, 2003).
Menurut Widaningsih (2010) secara formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan juga menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menurut konvensi UNESCO di Tbilisi dalam Hamzah (2007) pendidikan lingkungan hidup merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Adapun tujuan umum pendidikan lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi (1997) adalah :
1        untuk membantu menjelaskan masalah kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan;
2        untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan
3        untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada individu, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek :
a).    pengetahuan,
b).    sikap,
c).    kepedulian.
d).   keterampilan, dan
e).    partisipasi.
Menurut Nurjhani (2009) pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa aspek antara lain :
a         Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga mampu meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi.
b        Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik kepribadian dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam.
c         Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup berperan dalam meniru, memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.
d        Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan minat dalam diri anak.
Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal tahun 1970-an. Selama ini pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana, konsisten dan terstruktur.
Institusi pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga tingkat perguruan tinggi sangat diharapkan untuk turut serta memberikan sumbangsih dan peranannya di dalam mewujudkan tujuan dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia melalui program Adiwiyata menjadi pendorong bagi sekolah-sekolah yang ada di Indonesia untuk turut serta mengambil bagian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Diharapkan bahwa menurunnya kuantitas dan kualitas sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang diyakini akibat adanya peningkatan kebutuhan masyarakat yang dapat menimbulkan perilaku masyarakat yang ekploitatif terhadap pemenuhan kebutuhan SDA, dapat diatasi atau setidaknya dapat dikurangi.

D.      Lokasi
Jalan Tanjung Kramat, Kelurahan Tanjung Kramat, Kecamatan Hulondalangi, RT. I, RW I.

E.       Prosedur
Prosedur kerja yaitu langkah-langkah atau tahapan-tahapan dilaksanakannya penelitian. Dimana kami melakukan pengamatan lapangan pada hari selasa, tanggal 29 Mei 2012 pukul 10.00 wita. Pada saat tiba di lokasi TPA (Tempat Pembuang Akhir) sampah. Langkah awal yaitu salah satu dari kami atau yang mewakili kelompok kami bertemu dengan Kepala Kelurahan Tanjung Kramat yang bernama Bapak Joni Miolo, SE untuk menyerahkan surat izin turun meneliti. Tetapi berhubung Ayahandanya tidak berada di tempat maka surat izin meneliti kami serahkan  kepada Kepala Dusun, Setelah itu Kepala Dusun pergi ke tempat kami untuk memastikan dan mengadakan musyawarah sebelum turun ke rumah warga, sebelum kami meneliti atau mengadakan wawancara kami membagi menjadi tiga kelompok. Agar supaya bisa menyebar dan mendapatkan data atau mengumpulkan hasil penelitian dan wawancara.

F.       Hasil Pengamatan dan Wawancara
      Identitas responden sebagai berikut:
1.      Nama                                : Tino Mohamad
Umur                                : 48 Tahun
Pekerjaan              : IRT
Hasil wawancara  :
·      Masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Warga terkena gatal-gatal, BAB, dan diare. Banyak lalat dan bau busuk.
·      Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
TPA Sampah lama sangat berdampak buruk bagi warga.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Merasa tidak nyaman karena banyak lalat. Ketika ada tamu yang datang kerumah, saya saring merasa tidak nyaman karena bau busuk. Tahun berapa  TPA Sampah berpengaruh bagi warga.
Jawab:
Dulu tahun 2005 TPA sangat berdampak buruk bagi warga.
·      Apa tanggapan warga tentang TPA Sampah?
Jawab:
Tahun 2006 warga meminta pemerintah kota untuk memindahkan TPA dengan mengadakan demo. Warga membakar lokasi TPA.
·      Kapan TPA Sampah dipindahkan?
Jawab:
Tahun 2010 TPA di pindahkan.

2.      Nama                                : Ikbal
Umur                                : 26 Tahun
Pekerjaan                          : Staf honorer puskesmas
Hasil wawancara  :
·      Masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Warga sering terkena disentri, DBD, karena banyak nyamuk.
·      Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
Ketika TPA belum dipindahkan
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Pada waktu TPA belum dipindahkan banyak warga yang terkena penyakit itu. Banyak pasien yang berkunjung ke puskesmas.
·      Apa yang dilakukan warga agar TPA Sampah tidak berpengaruh lagi?
Jawab:
Warga mengadakan demo dengan menutup lokasi TPA Sampah dan memblokir jalan untuk mobil-mobil pengangkut sampah. Pak Usan Bagou, dosen STIMIK yang merupakan salah satu yang mendukung pemindahan TPA Sampah, beliau yang mengusulkan ke Walikota untuk memindahkan TPA Sampah pada tahun 2008.

3.      Nama                                : Ikwan
Umur                                : 26 Tahun
Pekerjaan                          : Nelayan
Hasil wawancara  :
·      Masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Sakit kepala, sakit perut, gatal-gatal, banyak lalat, dan nyamuk.
·      Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
Karena kelelahan mencari ikan dan pengaruh TPA Sampah lama.
·      Dimana tempat membuang sampah?
Jawab:
Kami membuang sampah pada tempat sampah atau dibakar.
·      Tanggapan bapak tentang sampah yang ada disekitar?
Jawab:
Sampah yang berserakan di laut sangat mengganggu para nelayan saat mencari ikan.
·      Apakah air laut sering digunakan untuk kebutuhan sehari-hari?
Jawab:
Jika tidak ada air PAM kami menggunakan air laut untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti sekarang ini, sudah 3 hari air disini mati jadi warga menggunakan air laut.

4.      Nama                     : Risna Rauf
Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Hasil wawancara  :
·      Masalah – masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu Risna, lingkungan tempat dia tinggal yaitu di kelurahan tanjung kramat sangat bermasalah apalagi ketika musim hujan.
·      Faktor – faktor penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Adapun faktor penyebab masalah lingkungan tempat ibu Risna tinggal yaitu adanya tempat pembuangan akhir sampah kota (TPA) di kelurahan tempat ibu Risna tinggal.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut ?
Jawab:
TPA di kelurahan tanjung kramat sangat mengganggu kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal di kelurahan tanjung kramat terutama sangat berdampak buruk bagi kesehatan ibu risna dan keluarganya. Karena sampah di TPA sangat menggangu pernafasan sehingga ibu risna sering mengalami penyakit Asma.

5.      Nama                                : Kartin Usman
Pekerjaan                         : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Hasil wawancara  :
·      Masalah – masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Lingkungan tempat ibu Kartin tinggal sangat bermasalah terutama keadaan lingkungannya tidak sehat.
·      Faktor – faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan tersebut ?
Jawab:
Faktor penyebab terjadinya lingkungan ibu Kartin tinggal tidak sehat yakni lokasinya sangat dekat dengan tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?
Jawab:
Karena tempat ibu Kartin dan keluarganya tinggal sangat dekat dengan TPA maka berdampak buruk bagi mereka sekeluarga, anaknya sering menderita gatal – gatal, di sebabkan karena sampah – sampah yang ada di TPA.

6.      Nama                    : Asna Rauf
Pekerjaan             : Tenaga Honorer
Hasil wawancara :
·      Masalah – masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Ibu Asna merasa tidak segan menerima lingkungan tempat dia tinggal bersama keluarganya di buat TPA. Karena TPA sangat mengganggu terutama mengganggu kesehatan ibu Asna dan keluarganya.
·      Faktor – faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan tersebut ?
Jawab:
Fator penyebab lingkungan tempat ibu Asna tinggal bermasalah karena di sebabkan dengan di dirikan tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?
Jawab:
Menurut ibu Asna, dampak didirikan TPA di kelurahan dia tinggal sangat mengganggu kelangsungan mereka sekeluarga, apalagi jika angin menghembus kea rah rumah mereka, tentu bau – bau busuk dari sampah sangat mengganggu pernafasan mereka.

7.      Nama                    : Ibu Hasna Nune
Umur                    : 45 tahun
Pekerjaan              : IRT
Hasil wawancara  : 
·      Bagaimana masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Dengan adanya TPA sampah yang cukup dekat dengan lingkungan warga , maka mereka merasa sangat terganggu apalagi beberapa rumah warga berada di dataran tinggi jadi cukup dekat dengan TPA sampah, apalagi pada musim hujan bau dari sampah sangat tajam sampai ke rumah-rumah warga. Sehingga banyak yang menderita penyakit gatal-gatal.
·      Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut adalah banyak warga yang belum menyadari bahwa TPA lama sudah tidak dipakai lagi karena cukup dekat dengan tempat tinggal warga, jadi telah disediakan lagi TPA sampah yang baru berada jauh dari pemukiman warga
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?
Jawab:
Dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat yaitu banyak warga-warga yang menderita penyakit asma ( sesak napas), gatal-gatal akibat dari lalat yang menetap di makanan warga yang baru di masak, padahal lalat itu baru saja menghinggap di TPA sampah tadi.

8.      Nama                    : Bapak Iwan Pakaya
Umur                    : 49 tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Hasil wawancara  : 
·      Bagaimana masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Jawaban dari masing-masing warga pada umumnya sama, dimana semua warga merasa terganggu kesehatannya akibat TPA sampah yang berada dekat degan tempat tinggal mereka.
·      Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?
Ø  Jawaban dari masing-masing warga pada umumnya sama, dimana semua warga merasa terganggu kesehatannya akibat TPA sampah yang berada dekat degan tempat tinggal mereka.
Ø  Faktor-faktor penyebab timbul masalah tersebut yaitu sudah diberitahukan kepada sopir-sopir yang mengakut sampah ke lokasi TPA bahwa sudah ada TPA yang baru berada jauh dari pemukiman warga tapi masih ada beberapa sopir-sopir sampah yang masih membuang sampah di lokasi TPA lama.
Ø  Dampaknya tentu sama dengan penjelasan dari responden pertama berdampak bagi kesehatan warga.

9.      Nama                    : Bapak Yoten Lahay
Umur                    : 49 tahun
Pekerjaan              : Sopir
Hasil wawancara  : 
·      Bagaimana masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Ada beberapa warga yang mengatakan karena TPA lama mengganggu kesehatan kami maka sampah-sampah rumah tangga banyak yang di buang di pantai khususnya warga yang tinggal di pesisir pantai.
·      Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?

10.  Nama                    : Ardin
Umur                    : 52 Tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Status                   : Sudah kawin
Jenis kelamin        : Laki-laki
Alamat                 : Kel. Tanjung keramat, Kec. Hulandalangi. RT. 2,
  RW. 2
Hasil wawancara  :
·      Menanyakan pada warga apakah ada dampak positif atau negatif dengan adanya tempat pembuangan sampah?
Jawab :
Menurut Bapak ardin yang pasti ada dampak negatifnya. seperti,penyakit demam berdarah dan malaria.
·      Dari tempat pembuangan sampah apakah ada timbul gejala penyakit yang di hadapi warga ?
Jawab :
Ia,yang pertama gejala panas dingin.
·      Bagaimana cara menangani penyakit tersebut?
Jawab :
Cara menangani penyakit tersebut yaitu dinas kesehatan memberikan pengobatan,berbentuk obat-obatan.

11.  Nama                    : Yunus Mahmud
Umur                    : 56 Tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Status                   : Sudah kawin
Jenis kelamin        : Laki-laki
Alamat                 : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi, RT. 3
  RW.5
Hasil wawancara  :
·      Dimana bapak membuang sampah apakah di tempat pembuangan          sampah atau ditempat yang lain?
Jawab :
Menurut Bapak yunus biasanya bapak membuang samapah di laut.
·      Apa ada, bantuan dari pemerintah untuk mengantisipasi tentang   penyakit yang di resahkan warga?
Jawab:
Ia, ada dengan diberikan bantuan obat-obatan.
·      Apakah dengan obat-obatan penyakit tersebut bisa di atasi?
Jawab:
Ia,karena dengan obat-.obatan tersebut bias mengatasi gejala penyakit.

12.  Nama                    : Nurmin pakaya
Umur                    : 41 Tahun
Pekerjaan              : Ibu rumah tangga
Status                   : Sudah kawin
Jenis kelamin        : Perempuan
Alamat                 : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT. 1
  RW.2
Hasil wawancara  :
·      Apa ada cara lain dari dinas kesehatan selain memberikan obat pada warga?
Jawab:
Menurut ibu nurmin pakaya ada.selain obat-obatan dinas kesehatan juga memberikan suntikan pada warga.
·      Pada musim-musim apa saja wabah penyakit datang?
Jawab:
Pada musim hujan wabah penyakit datang.
·      Apakah dengan cara membakar sampah, bisa mengatasi penyakit  ( lalat  dan nyamuk)?
Jawab:
Tidak.karena, tidak semua sampah tersebut terbakar karena sebagian sampah masih basah.

13.  Nama                    : Hadijah Mahmud
Umur                    : 40 Tahun
Pekerjaan              : Ibu rumah tangga
Status                   : Sudah kawin
Jenis kelamin        : Perempuan
Alamat                 : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT. 4
   RW.2
Hasil wawancara  :
·      Bagaimana cara ibu untuk mengatasi supaya lalat dan nyamuk tidak berkeliaran di sekitar rumah ibu?
Jawab:
Menurut hadijah mahmud cara mengatasi supaya lalat dan nyamuk tidak berkeliaran,dilakukan dengan cara di semprot.
·      Apakah dari dinas kesehatan memberikan obat abate untuk di taruh    di dalam air agar penyakit tidak masuk ke dalam air?
Jawab:
Ia,agar kami tidak terkena wabah penyakit.
·      Berapa kali  dinas kesehatan mendatangi kel.tanjung keramat ini?
Jawab:
Dinas kehatan mendatangi kel.tanjung keramat rutin setiap bulan.

14.  Nama                    : Mohamad ilahude
Umur                    : 49 Tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Status                   : Sudah kawin
Jenis kelamin        : laki-laki
Alamat                 : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT.1
  RW.3
Hasil wawancara  :
·      Apakah dari warga setempat ada yang mengajukan agar tempat  pembuangan sampah di pindahkan?
Jawab:
Menurut bapak mohamad ilahude,ia dari warga kami pernah mengajukan agar tempat pembuangan samapah akhir ini dipindahkan tapi sampai sekarang belum ada tanggapan dari pemerintah.
·      Pada tahun berapa tempat pembuangan sampah kedua didirikan ?
Jawab:
Tempat pembuangan sampah akhir yang kedua didirikan pada tahun 2010.
·      Mengapa di buat 2 tempat pembuangan sampah?
Jawab:
Karena,tempat pembuangan sampah akhir yang pertama sudah penuh, maka dibuat yang baru.

15.  Nama                    : Jufri
Umur                    : 45 tahun
Pekerjaan              : Nelayan
Hasil wawancara  : 
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Pak jufri mengatakan bahwa masalah lingkungan yang di hadapi oleh masayarakat tentang TPA sampah didesa tanjung keramat yaitu sampah sangat berpengaruh pada masyarakat yang ada di sekitar, bahkan pada musim angin sampah berserakan  dan banyak lalat beterbangan.
·      Faktor- factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut pak jufri penyebab timbulnya sampah tersebut berawal dari sampah yang sudah berserakan dimana-mana, tetapi pak jufri mengakui bahwa sampah yang sudah menumpuk akibat dari ulah masyarakat yang ada didesa tersebut.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut pak jufri dampak bagi masyarakat sangat berpengaruh bagi masyarakat yang ada di sekitar. Dikarenakan adanya sampah yang berserakan. oleh karena itu, sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat tersebut. dimana, masyarakat yang ada di desa itu, mengalami penyakit gatal-gatal, diare, dan demam berdarah.

16.  Nama                                : Rosmiaty Mustapa
Umur                                : 42 tahun
Pekerjaan              : IRT
Hasil wawancara  :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu rosmiaty, masalah lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, dimana pada musim hujan biasanya banyak lalat dan nyamuk yang bertebaran dimana-mana.
·      Factor- factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rosmiaty, factor penyebab timbulnya dilingkungan masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, yaitu sebagian besar masyarakat yang ada di desa itu, mengalami gangguan kesehatan. Smua itu, di pengaruhi oleh sampah. Karena, TPA sangat jauh dengan pemukiman masyarakat.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Merurut ibu rosmiaty, dampak bagi kelangsungan masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, berdampak sekali dikarenakan, dengan adanya sampah yang berserakan, tetapi di lingkungan ibu rosmiaty, sampah tersebut dibuang dan langsung di bakar. Karena, jarak TPA dari rumah ibu rosmiaty sangat jauh.

17.  Nama                    : Meylan
Umur                    :  26 tahun
Pekerjaan              : IRT
Hasil wawancara  :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu meylan, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah mereka mengalami, penyakit. diantaranya, gatal-gatal, tetapi penyakit itu, timbul pada musimnya. Misalnya, pada musim angin timur, dimana banyak lalat yang berterbangan dimana-mana dan itu sangat berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat.
·      Factor- factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu meylan, factor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, tetapi di lingkungan tempat ibu meylan tinggal, tidak terlalu berpengaruh, karena jarak antara TPA dengan ibu meylan sangat jauh.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu meylan, sampah tidak terlalu berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada di lingkungan sekitar ibu meylan. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja terjadi di musim angin. misalnya, pada musim angin timur, banyak lalat yang berterbangan di sekitar lingkungan masyarakat tersebut.
18.  Nama                            : Ibu Rohana Karim
Umur                            : 43 tahun
Pekerjaan                      : IRT
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu rohana, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah mereka mengalami penyakit. Hal ini disebabkan oleh TPA sampah lama yang masih digunakan oleh penduduk sekitar tanjung kramat.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rohana, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, apalagi saat musim hujan banyak lalat dan kecoa yang berasal dari TPA lama menghinggapi makanan warga.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rohana, tentunya sampah sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup warga sekitar tanjung kramat, karena bau sampah ini sampai ke rumah-rumah warga apalagi tempat tinggal ibu rohana berada di dataran tinggi jadi tiak terlalu jauh dengan lokasi TPA lama.

19.  Nama                            : Bapak Darton Layima
Umur                            : 47 tahun
Pekerjaan                      : Nelayan
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak darton, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sangat memprihatinkan, ujung-ujungnya sampah yang menjadi masalahnya. Sunggu sangat mengganggu kondisi lungkungan maupun kesehatan warga.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut bapak darton, faktor penyebab timbulnya masalah sampah ini berasal dari masih banyak sopir-sopir pengangkut sampah yang masi membuang sampah di lokasi TPA lama, padahal TPA lama sudah dipindahkan ke TPA baru yang jauh dari pemukiman warga kelurahan tanjung kramat.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut bapak darton, akibat dari pembuang sampah di TPA lama ini, mengakibatkan banyak warga yang menderita penyakit gatal-gatal, diare .
20.  Nama                            : Ibu Since Polawantu
Umur                            : 36 tahun
Pekerjaan                      : IRT
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu since, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah mereka mengalami, penyakit. Apalagi ketika musim hujan banyak lalat yang menghinggap di makanan warga.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu since, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, tetapi di lingkungan tempat ibu since tinggal, tidak terlalu berpengaruh, karena jarak antara TPA dengan ibu since cukup jauh.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu since, sampah tidak terlalu berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada di lingkungan sekitar ibu since. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja terjadi di musim angin, misalnya, pada musim angin timur, banyak lalat yang berterbangan di sekitar lingkungan masyarakat tersebut. Dan ketika musim hujan baunya cukup sampai ke pemukiman sekitar inu since.

21.  Nama                            : Bapak Karim Halisu
Umur                            : 39 tahun
Pekerjaan                      :  Sopir
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak karim, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah mereka mengalami, penyakit. diantaranya, gatal-gatal, tetapi penyakit itu, timbul pada musimnya hujan dan angin.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut bapak karim, faktor penyebab timbulnya pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, yang sering ditumpuk pada satu tempat dan tidak ada kesadaran dari masing-masing untuk membersihkannya.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut bapak karim dampaknya bagi kelangsungan hidup warga tanjung kramat sangat mengganggu, hal  ini perlu penanganan serius dari pihak pemerintah dan masyarakat setempat, agar wabah penyakit tidak menyerang warga lagi.

22.  Nama                            : Ibu Nita igirisa
Umur                            : 36 tahun
Pekerjaan                      : Tenaga honorer di SD
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu nita, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, khususnya di sekitar tempat tinggal ibu nita tidak terlalu mengganggu, karena TPA jauh dari pemukiman tempat tinggalnya.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu nita, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, tetapi di lingkungan tempat ibu nita tinggal, tidak terlalu berpengaruh, karena jarak antara TPA dengan ibu nita sangat jauh.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu nita, sampah tidak terlalu berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada di lingkungan sekitar ibu meylan. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja terjadi di musim angin, misalnya, pada musim angin timur, banyak lalat yang berterbangan di sekitar lingkungan masyarakat tersebut.

23.  Nama                            : Ibu neneng Hastuti
Umur                            : 28 tahun
Pekerjaan                      :  usaha kue
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu neneng, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga sekitar tanjung kramat. Misalnya banyak warga yang menderita penyakit diare,gatal-gatal.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu neneng, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, yang tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu neneng, dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare. Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan sampah ini sangat menyengat baunya.

24.  Nama                            : Ibu yanti ibrahim
Umur                            : 38 tahun
Pekerjaan                      :  IRT
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu yanti, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga sekitar tanjung kramat.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yanti, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah dan tempat pembuangan sampah yang tidak mendapat perhatian dari warga sekitar.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yanti, dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare. Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan sampah ini sangat menyengat baunya.

25.  Nama                            : Bapak Nani Rauf
Umur                            : 46 tahun
Pekerjaan                      :  Nelayan
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak nani masalah lingkungan yang dihadapi warga kelurahan tanjung kramat cukup terganggu denga adanya TPA sampah yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Karena tidak adanya kesadaran dari semua warga dalam menangani masalah sampah ini.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare. Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan sampah ini sangat menyengat baunya.

26.  Nama                            : Ibu titi mako
Umur                            : 35 tahun
Pekerjaan                      :  pedagang
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu titi, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga sekitar tanjung kramat..
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu titi, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, yang hanya dibuang pada satu tempat.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu titi, dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare. Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan sampah ini sangat menyengat baunya.

27.  Nama                            : Ibu yane walangadi
Umur                            : 32 tahun
Pekerjaan                      :  honorer di SD
Hasil wawancara          :
·      Masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu yane, masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu cukup terganggu dengan adanya sampah.
·      Faktor- faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yane, faktor timbulnya penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, yang baunya apalagi saat musim hujan.
·      Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yane, dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare.
Dari hasil wawancara dengan responden, maka masalah yang ditimbulkan dari adanya TPA disekitar lingkungan warga dapat dituangkan didalam figure dibawah ini 




A.      Pembahasan
Dari figure 1. Diperoleh gambaran bahwa masalah yang plaing besar yang muncul adalah masalah Bau busuk yang ditimbulkan dari adanya TPA yaitu sekitar 29,62% dimana jumlah responden yang mengeluhkan adalah 8 orang, kemudian masalah 18,51% adalah penyakit kulit dimana jumlah responden yang mnegeluhkan adalah 5 orang responden, penyakit disentri 7,40% dimana hanya 2 orang yang mengeluhkan penyakit ini.
Masalah bau memang paling dominan dari masalah lain, ini diakibatkan karena di TPA tersebut memiliki jenis-jenis sampah yang organik, sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan oleh alam, sampah organik biasanya dapat menimbulkan bau dari sisa penguraiannya. Bau tersebut berasal dari bau metana (CH4) dan etana (C2H6). Penyakit kulit disebabkan akibat adanya sampah yang dibuang didaerah perairan sekitar, ditambah lagi akibat posisi TPA yang berada dipuncak gunung, maka masalah akan timbul saat musim hujan datang. Diduga bahwa air hujan dari atas akan membawa residu dari sampah, air akan turun bersama kandungan sampah yang berada diatas, sehingga akan mengkontaminasi daerah perairan.
Sastrawijaya (2009) dan paryadi (2008) hubungan manusia dan lingkungan tidak dapat terpisahkan, pembangunan tidak dapat dihambat, namun lingkungan harus tetap lestari. Lingkungan yang rusak akan berdampak pada manusia itu sendiri, hal ini terlihat dari dampak TPA ini manusia menanggung akibat yang ditimbulkan semakin rusak suatu lingkungan maka kualitas hidup manusia akan semakin menurun.
Kualitas akan menimbulkan masalah bagi kesehatan.  Pencemaran dapat terjadi di udara sebagai akibat dekomposisi sampah, dapat pula mencemari air dan tanah yang disebabkan oleh adanya rembesan leachate  Tumpukan sampah dapat menimbulkan kondisi lingkungan fisik dan kimia menjadi tidak sesuai dengan kondisi normal.  Hal ini dapat menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan pH tanah maupun air yang menjadi terlalu asam atau basa. Tumpukan sampah dapat menjadi sarang atau tempat berkembang  biak bagi berbagai vector penyakit, misalnya : lalat, tikus, nyamuk, dan lain sebagainya, sehingga dapat menimbulkan penyakit.
 Dari hasil pengamatan pula, dapat dilihat bahwa posisi TPA belum lah tepat. Ini terlihat dimana TPA berada dilereng gunung yang menjorok kelaut dan rumah warga sehingga masyarakat yang berada dilokasi langsung merasakan akibat adanya TPA.
Pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting bagi masyarakat. Berdasarkan Nurjani (2009) pendidikan harus dimulai sejak dini, dimana sejak masih anak-anak. Pendidikan lingkungan hidup tidak harus diberikan kepada masyarakat yang berada disekitar TPA atau lokasi sampah namun harus diberikan diseluruh lapisan masyarakat, mengapa? Sebab keberadaan manusia tidak akan terlepas dari keberadaan sampah, pembangunan yang terus bertumbuh dan berkembang akan menghasilkan dampak kerusakan lingkungan pula jika tidak ada pengelolaan yang tepat dan terpadu.

1.      Macam – macam Karakteristik Sampah Yang ada dilokasi TPA Pohe
Penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat dan jenisnya. Penggolongan sampah seperti itu penting sekali diketahui dan diadakan, selain untuk mengetahui macam-macam sampah dan sifatnya juga sebagai dasar penanganan dan pemanfaatan sampah.
Yang dimaksud karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat-sifat fisis, kimiawi dan biologisnya. Kalau ditinjau secara fisis, adalah sukar untuk memerinci sifat-sifat sampah, terutama sampah yng berbentuk padatan. Ini disebabkan sampah padatan selalu tidak homogen. Lain halnya dengan sampah berbentuk cairan lebih mudah diadakan identifikasi sifat-sifat fisisnya. Demikian juga apabila diadakan peninjauan biologis. Sedemikian jauh masih sedikit atau boleh dikatakan belum ada keterangan tentang sifat-sifat fisis dan biologis sampah, baik yang padatan maupun yang cairan. Sedangkan hasil-hasil penelitian yang menguntungkan sifat kimiawi sampah juga masih jarang dijumpai yaitu sampah perkotaan
Sampah perkotaan terdiri dari berbagai jenis, yaitu :
1        Sampah organik
2        Sampah non organik
3        Sampah debu dan residu
4        Sampah jalanan
5        Sampah kontruksi
Sampah organik terdiri dari sampah berupa sayuran, buah-buahan, dan sisa dari pemotongan hewan di pasar tradisional, aktivitas memasak dan aktivitas makan. Sifat dari sampah organik sangat mudah membusuk dan memiliki kadar yang tinggi.
Sampah non organik merupakan sampah yang memiliki ciri tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah terbakar adalah sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit, kayu, dan furniture. Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak mudah terbakar adalah gelas, tembikar, keramik dan kaleng.
Sampah jalanan terdiri dari sampah yang ditemukan dari aktivitas penyapuan jalanan yang umumnya berupa dedaunan, kotoran, buangan sampah dari kendaraan, puntung rokok, dan sampah lainnya yang ditemukan di jalan.
Sampah kontruksi merupakan sampah hasil dari aktivitas kontruksi, remoldeling, rehabilitas sdan pemeliharaan bangunan kontruksi. Biasanya sampah jenis ini lebih berupa bebatuan, beton, batu bata, batako, kayu pelster, papan triplek, plumbing, genteng, enternity, sisa bagian dari kabel, pipa dan sebagainya. Dalam TPA ini, sampah industri yang berbahaya belum ditemukan sebab belum terdapat pabrik (industri) petrokimia, tekstil, dll didalam kota Gorontalo, sehingga keberadaan jenis sampah ini masih terbatas bahkan tidak ada.

B.       Kesimpulan
Terkait masalah-masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar lingkungan yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik. Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.
Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan limbah yang akan menjadi beban bagi lingkungan untuk mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran bagi lingkungan.
Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif pada lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan. Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan, perumahan, perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan apabila tidak memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan, peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai, instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan air tanah.
Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya (Sastrawijaya, 2009). Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam melakukan aktivitasnya akan terganggu juga. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan. Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan dalam proses pencapaiannya, justru kemerosostan kualitas hidup yang akan diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitas sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus berkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung lingkungan.
            Disamping itu, pengelolaan sampah yang tepat dan terpadu harus dilakukan secara sinergis dan memperoleh perhatian yang serius dari semua stakeholder, dan juga harus mendapat partisipasi dari semua lapisan masyarakat sehingga kemajuan pembangunan yang dilakukan demi kepentingan manusia, lingkungan pun akan tetap lestari.

C.      Daftar Pustaka
Anonim, Wikipedia Bahasa Indonesia. (2012). Tempat Pembuangan Sampah. Ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhir.online (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12:03)
Anonim, Wikipedia Bahasa Indonesia. (2008). Pengelolaan Sampah. Ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah.online (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12:11)
Cahyadi Pitoyo, (2007), Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat Rumah Tangga di kota Depok, tersedia di http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-engineering/2007/Artikel_10300020.pdf. PDF created with FinePrint pdf Factory trial version http://www.softwarelabs.com.online (diakses pada tanggal 02 juni 2012)  

Geografi. (2011). Pengertian Lingkungan Hidup Menurut Para Ahli. Wahana komunikasi geografi SMA. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html.online.  (diaksesn Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12: 03)
Ketut, Wikantika. (2008). Kriteria Penentuan Lokasi Pembuangan Sampah. http://wikantika.wordpress.com/2008/05/07.online. (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 11:56)
Indonesia Maritime Institute. (2009). pencemaran laut “mengancam sumberdaya dan lingkungan maritime”. http://indomaritimeinstitute.org/?p=1217online. (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12:04)
Suhartini, (2008), Pengaruh Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah  Piyungan Terhadap Kualitas Air Sumur Penduduk  Di  Sekitarnya, Yogyakarta.

Hasil Penyusunan, (2008). UKL dan UPL TPA Sampah Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, tersedia di http://samowob.files.wordpress.com/2008/04/ukl-upl-talangagung.pdf.online (diakses pada tanggal 02 juni 2012).

Tbilisi (1997), tersedia di http://eprints.undip.ac.id/31463/1/bab1.pdf.online (diakses pada tanggal 02 juni 2012.

Widaningsih (2010), tersedia di http://eprints.undip.ac.id/31463/1/bab1.pdf.online (diakses pada tanggal 02 juni 2012)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar