Tugas Individu
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
KESEHATAN LINGKUNGAN
“ TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR “
Tugas ini di buat untuk
memenuhi tugas Akhir Semester
Di Susun Oleh
ABDURRAHMAN YAHYA
A.
Topik
Kesehatan
Lingkungan.
B.
Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan
lingkungan hidup yang terjadi di kawasan tempat pembuangan akhir sampah Kota
Gorontalo, serta mencari upaya pemecahannya dengan prinsip pembangunan yang
berkelanjutan.
C.
Teori
Dasar
Untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam
yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga dapat menimbulkan dampak
negative bagi lingkungan yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan
biofisika, lingkungan social ekonomi dan lingkungan budaya.
Pembangunan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional di daerah, yang
berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.
Kegiatan pembangunan dan pesatnya
kemajuan teknologi di berbagai bidang telah dan akan terus menimbulkan dampak
positif maupun dampak negatif pada lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup yang pada akhirnya akan berakibat pada penurunan
kualitas atau degradasi lingkungan. Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai
sektor industri, pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata,
kesehatan, pertambangan, perumahan, perdagangan dan transportasi.
Kegiatan-kegiatan tersebut diperkirakan akan dan telah mempengaruhi kelestarian
lingkungan hidup. Kegiatan pembangunan apabila tidak memperhatikan kualitas
lingkungan tentunya akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan
terjadinya degradasi lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi,
penggundulan hutan, peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara,
abrasi pantai, instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan air
tanah. (Sastrawijaya, 2009).
Antara manusia dan lingkungan
hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia
ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak dapat terpisahkan daripadanya
(Sastrawijaya, 2009). Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam melakukan
aktivitasnya akan terganggu juga. Lingkungan hidup yang rusak adalah lingkungan
yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam mendukung kehidupan.
Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan dalam proses
pencapaiannya, justru kemerosostan kualitas hidup yang akan diperoleh. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitas sumber daya alam.
Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus berkembang baik jenis
maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam terbatas. Eksploitasi
yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung lingkungan.
Disisi lain dalam proses
penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan dihasilkan limbah yang akan
menjadi beban bagi lingkungan untuk mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin
besar yang tidak terdegradasi akan menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran
bagi lingkungan.
Sampah
merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah jika
didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Berdasarkan jenis bahan asalnya, sampah dibedakan menjadi:
- Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos;
- Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan,
botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas,
baik kertas koran, HVS, maupun karton;
Produksi sampah sebanding
dengan bertambahnya jumlah penduduk. Semakin bertambah banyak jumlah penduduk, semakin meningkatlah produksi
sampah.
Jumlah
sampah yang akan dihasilkan jika dihubungkan antara kegiatan pembangunan dengan
kualitas lingkungan, maka akan senantiasa berbanding lurus, dimana jika
pembangunan terus meningkat, maka sampah yang akan dihasilkan akan bertambah
sedangkan kualitas lingkungan menurun, jadi adanya sampah akan berbanding
terbalik dengan kualitas lingkungan hidup.
Secara
umum pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lingkungan akan
dapat mengakibatkan :
1.
Tempat
berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
2.
Menjadi
sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan udara
3.
Menjadi
sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
Untuk meminimalisir beberapa akibat diatas maka
sampah-sampah yang ada haruslah dimusnahkan Beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara
sederhana sebagai berikut :
ü Penumpukan.
Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjnagkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air.
ü Pengkomposan.
Cara pengkomposan meerupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
Cara pengkomposan meerupakan cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomi.
ü Pembakaran.
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran.
Metode ini dapat dilakukan hanya untuk sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan jauh dari pemukiman untuk menhindari pencemarn asap, bau dan kebakaran.
ü “Sanitary Landfill”.
Metode ini hampir sama dengan pemupukan, tetapi
cekungan yang telah penuh terisi sampah ditutupi tanah, namun cara ini
memerlukan areal khusus yang sangat luas.
1. Sampah basah : Kompos dan makanan ternak
2. Sampah kering : Dipakai kembali dan daur ulang
3. Material daur Ulang
- Botol Bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer
dll baik yang putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang
tebal.
- Kertas, terutama kertas bekas di kantor, koran,
majalah, kardus kecualai kertas yang berlapis minyak.
- Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas
kemasan kue dll.
- Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll
- Plastik bekas wadah shampoo, air mineral,
jerigen, ember dll
- Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.
Daur ulang
adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan
pemilahan, pengumpulan , pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk/material bekas pakai.
Dengan mengolah sampah, maka kita telah melakukan
beberapa ha yang positif bagi lingkungan yaitu
1. Mengehemat sumber daya alam
2. Mengehemat Energi
3. Menguranagi uang belanja
4. Menghemat lahan TPA
(Paryadi, 2008)
Kondisi yang terjadi sekarang
terhadap lingkungan sungguh menyedihkan. Manusia yang seharusnya memelihara,
menjaga, serta melestarikan lingkungan malah semakin membuat tekanan yang luar
biasa terhadap lingkungan. Eksploitasi besar-besaran terhadap SDA, pertumbuhan
penduduk yang meningkat, perkembangan teknologi, ekonomi dan aktivitas sosial
tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan telah menyebabkan
kemerosotan lingkungan dan pencemaran.
Terkait masalah-masalah
lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam tersebut, sangat
diperlukan adanya suatu pengelolaan agar lingkungan yang ada yang sudah
mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin parah namun terjadi
pemulihan yang lebih baik.
Dalam Pasal 65 poin keempat UU
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
disebutkan bahwa setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Dalam hal ini institusi pendidikan juga diharapkan mampu untuk turut
serta mengambil peran dalam pengelolaan lingkungan.
Jenis pendidikan di Indonesia
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pendidikan formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi; pendidikan nonformal yaitu berupa jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang;
serta pendidikan informal berupa pendidikan yang diperoleh melalui keluarga dan
lingkungan (Mendiknas, 2003).
Menurut Widaningsih (2010) secara
formal pendidikan lingkungan hidup menjadi salah satu alternatif yang rasional
untuk memasukkan pendidikan lingkungan ke dalam kurikulum. Pendidikan
lingkungan hidup merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan
juga
menjadi sarana yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Menurut konvensi UNESCO di Tbilisi
dalam Hamzah (2007) pendidikan lingkungan hidup merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian
terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki
pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara
perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi
terhadap permasalahan lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari
timbulnya masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Adapun tujuan umum pendidikan
lingkungan hidup menurut konferensi Tbilisi (1997) adalah :
1
untuk membantu menjelaskan masalah kepedulian serta
perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial, politik, dan
ekologi di kota maupun di wilayah pedesaan;
2
untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, komitmen, dan kemampuan yang
dibutuhkan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan, dan
3
untuk menciptakan pola perilaku yang baru pada
individu, kelompok, dan masyarakat sebagai suatu keseluruhan terhadap
lingkungan. Tujuan yang ingin dicapai tersebut meliputi aspek :
a).
pengetahuan,
b).
sikap,
c).
kepedulian.
d).
keterampilan, dan
e).
partisipasi.
Menurut Nurjhani (2009)
pendidikan lingkungan dibutuhkan dan harus diberikan kepada anak sejak dini
agar mereka mengerti dan tidak merusak lingkungan. Hal ini dipengaruhi beberapa
aspek antara lain :
a
Aspek Kognitif, pendidikan lingkungan hidup mempunyai
fungsi untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan, juga
mampu meningkatkan daya ingat, penerapan, analisis, dan evaluasi.
b
Aspek Afektif, pendidikan lingkungan hidup berfungsi
meningkatkan penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan karakteristik
kepribadian dalam menata kehidupan dalam keselarasan dengan alam.
c
Aspek Psikomotorik, pendidikan lingkungan hidup
berperan dalam meniru, memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya dalam upaya meningkatkan budaya mencintai lingkungan.
d
Aspek minat, pendidikan lingkungan hidup berfungsi
meningkatkan minat dalam diri anak.
Pendidikan Lingkungan Hidup di
Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal tahun 1970-an. Selama
ini pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan oleh masing-masing pelaku
pendidikan lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini disadari bahwa berbagai
upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup
perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar efektivitas pengembangan
pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana, konsisten dan terstruktur.
Institusi pendidikan mulai dari
Sekolah Dasar hingga tingkat perguruan tinggi sangat diharapkan untuk turut
serta memberikan sumbangsih dan peranannya di dalam mewujudkan tujuan dari
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup
Republik Indonesia melalui program Adiwiyata menjadi pendorong bagi
sekolah-sekolah yang ada di Indonesia untuk turut serta mengambil bagian dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Diharapkan bahwa menurunnya kuantitas
dan kualitas sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang diyakini akibat adanya
peningkatan kebutuhan masyarakat yang dapat menimbulkan perilaku masyarakat
yang ekploitatif terhadap pemenuhan kebutuhan SDA, dapat diatasi atau
setidaknya dapat dikurangi.
D.
Lokasi
Jalan Tanjung Kramat, Kelurahan Tanjung
Kramat, Kecamatan Hulondalangi, RT. I, RW I.
E.
Prosedur
Prosedur kerja yaitu langkah-langkah atau tahapan-tahapan dilaksanakannya penelitian. Dimana kami melakukan pengamatan lapangan pada hari selasa,
tanggal 29 Mei 2012 pukul 10.00 wita. Pada saat tiba di lokasi TPA (Tempat Pembuang Akhir)
sampah. Langkah awal yaitu
salah satu dari kami atau yang mewakili kelompok kami bertemu
dengan Kepala Kelurahan Tanjung Kramat yang bernama Bapak Joni Miolo, SE untuk
menyerahkan surat izin turun meneliti. Tetapi berhubung Ayahandanya tidak
berada di tempat maka surat izin meneliti kami serahkan kepada Kepala Dusun, Setelah itu Kepala Dusun
pergi ke tempat kami untuk
memastikan dan mengadakan musyawarah sebelum turun ke
rumah warga, sebelum kami
meneliti atau mengadakan wawancara kami membagi menjadi tiga kelompok. Agar
supaya bisa menyebar dan mendapatkan data atau mengumpulkan hasil penelitian
dan wawancara.
F.
Hasil Pengamatan dan Wawancara
Identitas responden
sebagai berikut:
1. Nama : Tino Mohamad
Umur :
48 Tahun
Pekerjaan : IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Warga terkena gatal-gatal, BAB, dan diare. Banyak
lalat dan bau busuk.
· Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
TPA Sampah lama sangat berdampak buruk bagi warga.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Merasa tidak nyaman karena banyak lalat. Ketika ada
tamu yang datang kerumah, saya saring merasa tidak nyaman karena bau busuk.
Tahun berapa TPA Sampah berpengaruh bagi
warga.
Jawab:
Dulu tahun 2005 TPA sangat berdampak buruk bagi
warga.
· Apa
tanggapan warga tentang TPA Sampah?
Jawab:
Tahun 2006 warga meminta pemerintah kota untuk
memindahkan TPA dengan mengadakan demo. Warga membakar lokasi TPA.
· Kapan
TPA Sampah dipindahkan?
Jawab:
Tahun 2010 TPA di pindahkan.
2. Nama : Ikbal
Umur :
26 Tahun
Pekerjaan : Staf honorer puskesmas
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Warga sering terkena disentri, DBD, karena banyak
nyamuk.
· Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
Ketika TPA belum dipindahkan
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Pada waktu TPA belum dipindahkan banyak warga yang
terkena penyakit itu. Banyak pasien yang berkunjung ke puskesmas.
· Apa
yang dilakukan warga agar TPA Sampah tidak berpengaruh lagi?
Jawab:
Warga mengadakan demo dengan menutup lokasi TPA
Sampah dan memblokir jalan untuk mobil-mobil pengangkut sampah. Pak Usan Bagou,
dosen STIMIK yang merupakan salah satu yang mendukung pemindahan TPA Sampah,
beliau yang mengusulkan ke Walikota untuk memindahkan TPA Sampah pada tahun
2008.
3. Nama : Ikwan
Umur :
26 Tahun
Pekerjaan : Nelayan
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Sakit kepala, sakit perut, gatal-gatal, banyak
lalat, dan nyamuk.
· Faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut?
Jawab:
Karena kelelahan mencari ikan dan pengaruh TPA
Sampah lama.
· Dimana
tempat membuang sampah?
Jawab:
Kami membuang sampah pada tempat sampah atau
dibakar.
· Tanggapan
bapak tentang sampah yang ada disekitar?
Jawab:
Sampah yang berserakan di laut sangat mengganggu
para nelayan saat mencari ikan.
· Apakah
air laut sering digunakan untuk kebutuhan sehari-hari?
Jawab:
Jika tidak ada air PAM kami menggunakan air laut
untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti sekarang ini, sudah 3 hari air disini mati
jadi warga menggunakan air laut.
4. Nama
: Risna Rauf
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Hasil wawancara
:
· Masalah
– masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu Risna, lingkungan tempat dia tinggal
yaitu di kelurahan tanjung kramat sangat bermasalah apalagi ketika musim hujan.
· Faktor
– faktor penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Adapun faktor penyebab masalah lingkungan tempat ibu
Risna tinggal yaitu adanya tempat pembuangan akhir sampah kota (TPA) di
kelurahan tempat ibu Risna tinggal.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut ?
Jawab:
TPA di kelurahan tanjung kramat sangat mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat yang tinggal di kelurahan tanjung kramat terutama
sangat berdampak buruk bagi kesehatan ibu risna dan keluarganya. Karena sampah
di TPA sangat menggangu pernafasan sehingga ibu risna sering mengalami penyakit
Asma.
5. Nama : Kartin Usman
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
(IRT)
Hasil wawancara :
· Masalah
– masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Lingkungan tempat ibu Kartin
tinggal sangat bermasalah terutama keadaan lingkungannya tidak sehat.
· Faktor
– faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan tersebut ?
Jawab:
Faktor penyebab terjadinya
lingkungan ibu Kartin tinggal tidak sehat yakni lokasinya sangat dekat dengan
tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah
tersebut ?
Jawab:
Karena tempat ibu Kartin dan
keluarganya tinggal sangat dekat dengan TPA maka berdampak buruk bagi mereka
sekeluarga, anaknya sering menderita gatal – gatal, di sebabkan karena sampah –
sampah yang ada di TPA.
6. Nama :
Asna Rauf
Pekerjaan :
Tenaga Honorer
Hasil wawancara :
· Masalah
– masalah lingkungan yang di hadapi masyarakat setempat?
Jawab:
Ibu Asna merasa tidak segan menerima lingkungan
tempat dia tinggal bersama keluarganya di buat TPA. Karena TPA sangat
mengganggu terutama mengganggu kesehatan ibu Asna dan keluarganya.
· Faktor
– faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan tersebut ?
Jawab:
Fator penyebab lingkungan tempat ibu Asna tinggal
bermasalah karena di sebabkan dengan di dirikan tempat pembuangan akhir sampah
(TPA)
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah
tersebut ?
Jawab:
Menurut ibu Asna, dampak didirikan TPA di kelurahan
dia tinggal sangat mengganggu kelangsungan mereka sekeluarga, apalagi jika
angin menghembus kea rah rumah mereka, tentu bau – bau busuk dari sampah sangat
mengganggu pernafasan mereka.
7. Nama
: Ibu Hasna Nune
Umur :
45 tahun
Pekerjaan :
IRT
Hasil wawancara :
· Bagaimana
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Dengan adanya TPA sampah yang cukup dekat dengan
lingkungan warga , maka mereka merasa sangat terganggu apalagi beberapa rumah
warga berada di dataran tinggi jadi cukup dekat dengan TPA sampah, apalagi pada
musim hujan bau dari sampah sangat tajam sampai ke rumah-rumah warga. Sehingga
banyak yang menderita penyakit gatal-gatal.
· Faktor-faktor
apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut
adalah banyak warga yang belum menyadari bahwa TPA lama sudah tidak dipakai
lagi karena cukup dekat dengan tempat tinggal warga, jadi telah disediakan lagi
TPA sampah yang baru berada jauh dari pemukiman warga
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah
tersebut ?
Jawab:
Dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat
setempat yaitu banyak warga-warga yang menderita penyakit asma ( sesak napas),
gatal-gatal akibat dari lalat yang menetap di makanan warga yang baru di masak,
padahal lalat itu baru saja menghinggap di TPA sampah tadi.
8. Nama
: Bapak Iwan Pakaya
Umur :
49 tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Hasil wawancara :
· Bagaimana
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Jawaban dari masing-masing warga pada umumnya sama,
dimana semua warga merasa terganggu kesehatannya akibat TPA sampah yang berada
dekat degan tempat tinggal mereka.
· Faktor-faktor
apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
Jawab:
Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup
masyarakat setempat setelah terjadi masalah tersebut ?
Ø Jawaban
dari masing-masing warga pada umumnya sama, dimana semua warga merasa terganggu
kesehatannya akibat TPA sampah yang berada dekat degan tempat tinggal mereka.
Ø Faktor-faktor
penyebab timbul masalah tersebut yaitu sudah diberitahukan kepada sopir-sopir
yang mengakut sampah ke lokasi TPA bahwa sudah ada TPA yang baru berada jauh
dari pemukiman warga tapi masih ada beberapa sopir-sopir sampah yang masih
membuang sampah di lokasi TPA lama.
Ø Dampaknya
tentu sama dengan penjelasan dari responden pertama berdampak bagi kesehatan
warga.
9. Nama
: Bapak Yoten Lahay
Umur : 49 tahun
Pekerjaan :
Sopir
Hasil wawancara :
· Bagaimana
masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat setempat ?
Jawab:
Ada beberapa warga yang mengatakan karena TPA lama
mengganggu kesehatan kami maka sampah-sampah rumah tangga banyak yang di buang
di pantai khususnya warga yang tinggal di pesisir pantai.
· Faktor-faktor
apa saja yang menjadi penyebab timbulnya masalah tersebut ?
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadi masalah
tersebut ?
10. Nama :
Ardin
Umur :
52 Tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Status :
Sudah kawin
Jenis kelamin :
Laki-laki
Alamat : Kel. Tanjung keramat, Kec. Hulandalangi. RT. 2,
RW. 2
Hasil wawancara :
· Menanyakan
pada warga apakah ada dampak positif atau negatif dengan adanya tempat
pembuangan sampah?
Jawab :
Menurut Bapak ardin yang pasti ada dampak
negatifnya. seperti,penyakit demam berdarah dan malaria.
· Dari
tempat pembuangan sampah apakah ada timbul gejala penyakit yang di hadapi warga
?
Jawab :
Ia,yang pertama gejala panas dingin.
· Bagaimana
cara menangani penyakit tersebut?
Jawab :
Cara menangani penyakit tersebut yaitu dinas
kesehatan memberikan pengobatan,berbentuk obat-obatan.
11. Nama : Yunus Mahmud
Umur :
56 Tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Status :
Sudah kawin
Jenis kelamin :
Laki-laki
Alamat :
Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi, RT.
3
RW.5
Hasil wawancara :
·
Dimana bapak membuang sampah apakah di
tempat pembuangan sampah atau
ditempat yang lain?
Jawab :
Menurut Bapak
yunus biasanya bapak membuang samapah di
laut.
·
Apa ada, bantuan dari pemerintah untuk
mengantisipasi tentang penyakit yang di
resahkan warga?
Jawab:
Ia,
ada dengan diberikan bantuan obat-obatan.
· Apakah
dengan obat-obatan penyakit tersebut bisa di atasi?
Jawab:
Ia,karena
dengan obat-.obatan tersebut bias mengatasi gejala penyakit.
12. Nama : Nurmin pakaya
Umur :
41 Tahun
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Status :
Sudah kawin
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT. 1
RW.2
Hasil wawancara :
· Apa
ada cara lain dari dinas kesehatan selain memberikan obat pada warga?
Jawab:
Menurut ibu nurmin pakaya ada.selain obat-obatan
dinas kesehatan juga memberikan suntikan pada warga.
· Pada
musim-musim apa saja wabah penyakit datang?
Jawab:
Pada musim hujan wabah penyakit datang.
· Apakah
dengan cara membakar sampah, bisa mengatasi penyakit ( lalat
dan nyamuk)?
Jawab:
Tidak.karena, tidak semua sampah tersebut terbakar
karena sebagian sampah masih basah.
13. Nama : Hadijah Mahmud
Umur :
40 Tahun
Pekerjaan :
Ibu rumah tangga
Status :
Sudah kawin
Jenis kelamin :
Perempuan
Alamat : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT. 4
RW.2
Hasil wawancara :
· Bagaimana
cara ibu untuk mengatasi supaya lalat dan nyamuk tidak berkeliaran di sekitar
rumah ibu?
Jawab:
Menurut hadijah mahmud cara mengatasi supaya lalat
dan nyamuk tidak berkeliaran,dilakukan dengan cara di semprot.
· Apakah
dari dinas kesehatan memberikan obat abate untuk di taruh di dalam air agar penyakit tidak masuk ke
dalam air?
Jawab:
Ia,agar kami tidak terkena wabah penyakit.
· Berapa
kali dinas kesehatan mendatangi
kel.tanjung keramat ini?
Jawab:
Dinas kehatan mendatangi kel.tanjung keramat rutin
setiap bulan.
14. Nama : Mohamad ilahude
Umur :
49 Tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Status :
Sudah kawin
Jenis kelamin :
laki-laki
Alamat : Kel. Tanjung keramat Kec. Hulandalangi RT.1
RW.3
Hasil wawancara :
· Apakah
dari warga setempat ada yang mengajukan agar tempat pembuangan sampah di pindahkan?
Jawab:
Menurut bapak mohamad ilahude,ia dari warga kami
pernah mengajukan agar tempat pembuangan samapah akhir ini dipindahkan tapi
sampai sekarang belum ada tanggapan dari pemerintah.
· Pada
tahun berapa tempat pembuangan sampah kedua didirikan ?
Jawab:
Tempat pembuangan sampah akhir yang kedua didirikan
pada tahun 2010.
· Mengapa
di buat 2 tempat pembuangan sampah?
Jawab:
Karena,tempat pembuangan sampah akhir yang pertama
sudah penuh, maka dibuat yang baru.
15. Nama
: Jufri
Umur :
45 tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Pak jufri mengatakan bahwa masalah lingkungan yang
di hadapi oleh masayarakat tentang TPA sampah didesa tanjung keramat yaitu
sampah sangat berpengaruh pada masyarakat yang ada di sekitar, bahkan pada
musim angin sampah berserakan dan banyak
lalat beterbangan.
· Faktor-
factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut pak jufri penyebab timbulnya sampah tersebut
berawal dari sampah yang sudah berserakan dimana-mana, tetapi pak jufri
mengakui bahwa sampah yang sudah menumpuk akibat dari ulah masyarakat yang ada
didesa tersebut.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut pak jufri dampak bagi masyarakat sangat
berpengaruh bagi masyarakat yang ada di sekitar. Dikarenakan adanya sampah yang
berserakan. oleh karena itu, sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat
tersebut. dimana, masyarakat yang ada di desa itu, mengalami penyakit
gatal-gatal, diare, dan demam berdarah.
16. Nama : Rosmiaty
Mustapa
Umur :
42 tahun
Pekerjaan :
IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu rosmiaty, masalah lingkungan yang dihadapi
oleh masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, dimana pada musim hujan
biasanya banyak lalat dan nyamuk yang bertebaran dimana-mana.
· Factor-
factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rosmiaty, factor penyebab timbulnya
dilingkungan masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, yaitu sebagian besar
masyarakat yang ada di desa itu, mengalami gangguan kesehatan. Smua itu, di
pengaruhi oleh sampah. Karena, TPA sangat jauh dengan pemukiman masyarakat.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Merurut ibu rosmiaty, dampak bagi kelangsungan
masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, berdampak sekali dikarenakan,
dengan adanya sampah yang berserakan, tetapi di lingkungan ibu rosmiaty, sampah
tersebut dibuang dan langsung di bakar. Karena, jarak TPA dari rumah ibu
rosmiaty sangat jauh.
17. Nama
: Meylan
Umur : 26 tahun
Pekerjaan :
IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu meylan, masalah lingkungan yang di
hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah mereka
mengalami, penyakit. diantaranya, gatal-gatal, tetapi penyakit itu, timbul pada
musimnya. Misalnya, pada musim angin timur, dimana banyak lalat yang
berterbangan dimana-mana dan itu sangat berpengaruh pada masyarakat yang ada di
desa tanjung keramat.
· Factor-
factor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu meylan, factor timbulnya penyebab pada
masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah, tetapi di
lingkungan tempat ibu meylan tinggal, tidak terlalu berpengaruh, karena jarak
antara TPA dengan ibu meylan sangat jauh.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah
tersebut?
Jawab:
Menurut ibu meylan, sampah tidak terlalu berpengaruh
pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada di
lingkungan sekitar ibu meylan. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja
terjadi di musim angin. misalnya,
pada musim angin timur, banyak lalat yang berterbangan di sekitar lingkungan
masyarakat tersebut.
18. Nama
: Ibu Rohana
Karim
Umur :
43 tahun
Pekerjaan : IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu rohana, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah
mereka mengalami penyakit. Hal ini disebabkan oleh TPA sampah lama yang masih
digunakan oleh penduduk sekitar tanjung kramat.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rohana, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
apalagi saat musim hujan banyak lalat dan kecoa yang berasal dari TPA lama
menghinggapi makanan warga.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu rohana, tentunya sampah
sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup warga sekitar tanjung kramat, karena
bau sampah ini sampai ke rumah-rumah warga apalagi tempat tinggal ibu rohana
berada di dataran tinggi jadi tiak terlalu jauh dengan lokasi TPA lama.
19. Nama
: Bapak Darton
Layima
Umur :
47 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak darton, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sangat
memprihatinkan, ujung-ujungnya sampah yang menjadi masalahnya. Sunggu sangat
mengganggu kondisi lungkungan maupun kesehatan warga.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut bapak darton, faktor penyebab
timbulnya masalah sampah ini berasal dari masih banyak sopir-sopir pengangkut
sampah yang masi membuang sampah di lokasi TPA lama, padahal TPA lama sudah
dipindahkan ke TPA baru yang jauh dari pemukiman warga kelurahan tanjung
kramat.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut bapak darton, akibat dari
pembuang sampah di TPA lama ini, mengakibatkan banyak warga yang menderita
penyakit gatal-gatal, diare .
20. Nama
: Ibu Since
Polawantu
Umur :
36 tahun
Pekerjaan : IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu since, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah
mereka mengalami, penyakit. Apalagi ketika musim hujan banyak lalat yang
menghinggap di makanan warga.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu since, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
tetapi di lingkungan tempat ibu since tinggal, tidak terlalu berpengaruh,
karena jarak antara TPA dengan ibu since cukup jauh.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu since, sampah tidak terlalu
berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada
di lingkungan sekitar ibu since. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja
terjadi di musim angin, misalnya, pada musim angin timur, banyak lalat yang
berterbangan di sekitar lingkungan masyarakat tersebut. Dan ketika musim hujan
baunya cukup sampai ke pemukiman sekitar inu since.
21. Nama
: Bapak Karim
Halisu
Umur :
39 tahun
Pekerjaan : Sopir
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak karim, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu akibat dari sampah
mereka mengalami, penyakit. diantaranya, gatal-gatal, tetapi penyakit itu,
timbul pada musimnya hujan dan angin.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut bapak karim, faktor penyebab
timbulnya pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
yang sering ditumpuk pada satu tempat dan tidak ada kesadaran dari
masing-masing untuk membersihkannya.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut bapak karim dampaknya bagi
kelangsungan hidup warga tanjung kramat sangat mengganggu, hal ini perlu penanganan serius dari pihak
pemerintah dan masyarakat setempat, agar wabah penyakit tidak menyerang warga lagi.
22. Nama
: Ibu Nita
igirisa
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Tenaga honorer di SD
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu nita, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, khususnya di sekitar
tempat tinggal ibu nita tidak terlalu mengganggu, karena TPA jauh dari
pemukiman tempat tinggalnya.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu nita, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
tetapi di lingkungan tempat ibu nita tinggal, tidak terlalu berpengaruh, karena
jarak antara TPA dengan ibu nita sangat jauh.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu nita, sampah tidak terlalu
berpengaruh pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat khususnya yang ada
di lingkungan sekitar ibu meylan. Dampaknya tidak terlalu besar, hanya saja
terjadi di musim angin, misalnya, pada musim angin timur, banyak lalat yang berterbangan
di sekitar lingkungan masyarakat tersebut.
23. Nama
: Ibu neneng
Hastuti
Umur :
28 tahun
Pekerjaan : usaha
kue
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu neneng, masalah lingkungan yang
di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing lagi,
sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga sekitar
tanjung kramat. Misalnya banyak warga yang menderita penyakit
diare,gatal-gatal.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu neneng, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
yang tidak ada pemisahan antara sampah organik dan anorganik.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu neneng, dampaknya banyak
penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare.
Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan
sampah ini sangat menyengat baunya.
24. Nama
: Ibu yanti
ibrahim
Umur :
38 tahun
Pekerjaan : IRT
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu yanti, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing
lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga
sekitar tanjung kramat.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yanti, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah
dan tempat pembuangan sampah yang tidak mendapat perhatian dari warga sekitar.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya masalah
tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yanti, dampaknya banyak
penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare.
Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan
sampah ini sangat menyengat baunya.
25. Nama
: Bapak Nani
Rauf
Umur :
46 tahun
Pekerjaan :
Nelayan
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut bapak nani masalah lingkungan
yang dihadapi warga kelurahan tanjung kramat cukup terganggu denga adanya TPA
sampah yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Karena tidak adanya kesadaran dari semua
warga dalam menangani masalah sampah ini.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Dampaknya banyak penduduk yang sering
menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare. Akibat bau sampah yang
sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan sampah ini sangat
menyengat baunya.
26. Nama
: Ibu titi mako
Umur :
35 tahun
Pekerjaan :
pedagang
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu titi, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu sudah tidak asing
lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya diraskan juga oleh warga
sekitar tanjung kramat..
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu titi, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
yang hanya dibuang pada satu tempat.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu titi, dampaknya banyak
penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare.
Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan
sampah ini sangat menyengat baunya.
27. Nama
: Ibu yane
walangadi
Umur :
32 tahun
Pekerjaan :
honorer di SD
Hasil wawancara :
· Masalah
lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat setempat?
Jawab:
Menurut ibu yane, masalah lingkungan
yang di hadapi oleh masyarakat desa tanjung keramat, yaitu cukup terganggu
dengan adanya sampah.
· Faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yane, faktor timbulnya
penyebab pada masyarakat yang ada di desa tanjung keramat, akibat dari sampah,
yang baunya apalagi saat musim hujan.
· Bagaimana
dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu yane, dampaknya banyak penduduk yang
sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan diare.
Dari hasil
wawancara dengan responden, maka masalah yang ditimbulkan dari adanya TPA disekitar
lingkungan warga dapat dituangkan didalam figure dibawah ini
A.
Pembahasan
Dari figure 1. Diperoleh gambaran bahwa masalah yang plaing besar yang
muncul adalah masalah Bau busuk yang ditimbulkan dari adanya TPA yaitu sekitar
29,62% dimana jumlah responden yang mengeluhkan adalah 8 orang, kemudian
masalah 18,51% adalah penyakit kulit dimana jumlah responden yang mnegeluhkan
adalah 5 orang responden, penyakit disentri 7,40% dimana hanya 2 orang yang
mengeluhkan penyakit ini.
Masalah bau memang paling dominan dari masalah lain, ini diakibatkan
karena di TPA tersebut memiliki jenis-jenis sampah yang organik, sampah organik
merupakan sampah yang dapat diuraikan oleh alam, sampah organik biasanya dapat
menimbulkan bau dari sisa penguraiannya. Bau tersebut berasal dari bau metana
(CH4) dan etana (C2H6). Penyakit kulit
disebabkan akibat adanya sampah yang dibuang didaerah perairan sekitar,
ditambah lagi akibat posisi TPA yang berada dipuncak gunung, maka masalah akan
timbul saat musim hujan datang. Diduga bahwa air hujan dari atas akan membawa
residu dari sampah, air akan turun bersama kandungan sampah yang berada diatas,
sehingga akan mengkontaminasi daerah perairan.
Sastrawijaya (2009) dan paryadi (2008) hubungan manusia dan lingkungan
tidak dapat terpisahkan, pembangunan tidak dapat dihambat, namun lingkungan
harus tetap lestari. Lingkungan yang rusak akan berdampak pada manusia itu
sendiri, hal ini terlihat dari dampak TPA ini manusia menanggung akibat yang
ditimbulkan semakin rusak suatu lingkungan maka kualitas hidup manusia akan
semakin menurun.
Kualitas akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Pencemaran dapat terjadi di udara sebagai
akibat dekomposisi sampah, dapat pula mencemari air dan tanah yang disebabkan
oleh adanya rembesan leachate Tumpukan sampah dapat
menimbulkan kondisi lingkungan fisik dan kimia menjadi tidak sesuai
dengan kondisi normal. Hal ini dapat
menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan pH tanah maupun air yang menjadi terlalu asam atau basa. Tumpukan sampah dapat
menjadi sarang atau tempat berkembang
biak bagi berbagai vector penyakit, misalnya : lalat, tikus, nyamuk, dan lain sebagainya,
sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Dari hasil pengamatan pula,
dapat dilihat bahwa posisi TPA belum lah tepat. Ini terlihat dimana TPA berada
dilereng gunung yang menjorok kelaut dan rumah warga sehingga masyarakat yang
berada dilokasi langsung merasakan akibat adanya TPA.
Pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting bagi masyarakat.
Berdasarkan Nurjani (2009) pendidikan harus dimulai sejak dini, dimana sejak
masih anak-anak. Pendidikan lingkungan hidup tidak harus diberikan kepada
masyarakat yang berada disekitar TPA atau lokasi sampah namun harus diberikan
diseluruh lapisan masyarakat, mengapa? Sebab keberadaan manusia tidak akan
terlepas dari keberadaan sampah, pembangunan yang terus bertumbuh dan
berkembang akan menghasilkan dampak kerusakan lingkungan pula jika tidak ada
pengelolaan yang tepat dan terpadu.
1.
Macam – macam Karakteristik Sampah Yang ada dilokasi TPA
Pohe
Penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas
beberapa kriteria, yaitu didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi,
proses terjadinya, sifat dan jenisnya. Penggolongan sampah seperti itu penting
sekali diketahui dan diadakan, selain untuk mengetahui macam-macam sampah dan
sifatnya juga sebagai dasar penanganan dan pemanfaatan sampah.
Yang dimaksud karakteristik sampah adalah
sifat-sifat sampah yang meliputi sifat-sifat fisis, kimiawi dan biologisnya.
Kalau ditinjau secara fisis, adalah sukar untuk memerinci sifat-sifat sampah,
terutama sampah yng berbentuk padatan. Ini disebabkan sampah padatan selalu
tidak homogen. Lain halnya dengan sampah berbentuk cairan lebih mudah diadakan
identifikasi sifat-sifat fisisnya. Demikian juga apabila diadakan peninjauan
biologis. Sedemikian jauh masih sedikit atau boleh dikatakan belum ada
keterangan tentang sifat-sifat fisis dan biologis sampah, baik yang padatan
maupun yang cairan. Sedangkan hasil-hasil penelitian yang menguntungkan sifat
kimiawi sampah juga masih jarang dijumpai yaitu sampah perkotaan
Sampah perkotaan terdiri dari berbagai
jenis, yaitu :
1
Sampah organik
2
Sampah non organik
3
Sampah debu dan residu
4
Sampah jalanan
5
Sampah kontruksi
Sampah organik terdiri dari sampah berupa
sayuran, buah-buahan, dan sisa dari pemotongan hewan di pasar tradisional,
aktivitas memasak dan aktivitas makan. Sifat dari sampah organik sangat mudah
membusuk dan memiliki kadar yang tinggi.
Sampah non organik merupakan sampah yang
memiliki ciri tidak membusuk. Sampah jenis ini dibagi menjadi dua yaitu sampah
non organik yang mudah terbakar. Sampah non organik yang mudah terbakar adalah
sampah kertas, kardus, platik, textil, karet, kulit, kayu, dan furniture.
Sedangkan untuk sampah non organik yang tidak mudah terbakar adalah gelas, tembikar,
keramik dan kaleng.
Sampah jalanan terdiri dari sampah yang
ditemukan dari aktivitas penyapuan jalanan yang umumnya berupa dedaunan,
kotoran, buangan sampah dari kendaraan, puntung rokok, dan sampah lainnya yang
ditemukan di jalan.
Sampah kontruksi merupakan sampah hasil dari
aktivitas kontruksi, remoldeling, rehabilitas sdan pemeliharaan bangunan
kontruksi. Biasanya sampah jenis ini lebih berupa bebatuan, beton, batu bata,
batako, kayu pelster, papan triplek, plumbing, genteng, enternity, sisa bagian
dari kabel, pipa dan sebagainya. Dalam TPA ini, sampah industri yang berbahaya
belum ditemukan sebab belum terdapat pabrik (industri) petrokimia, tekstil, dll
didalam kota Gorontalo, sehingga keberadaan jenis sampah ini masih terbatas
bahkan tidak ada.
B.
Kesimpulan
Terkait masalah-masalah lingkungan yang makin hari makin bertambah
banyak dan beragam tersebut, sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar
lingkungan yang ada yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak
menjadi semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik. Pembangunan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah juga merupakan salah satu program nasional
di daerah, yang berkaitan dengan penyediaan tempat penampungan akhir sampah.
Disisi lain dalam proses penyediaan barang kebutuhan manusia juga akan
dihasilkan limbah yang akan menjadi beban bagi lingkungan untuk
mendegradasinya. Jumlah limbah yang semakin besar yang tidak terdegradasi akan
menimbulkan masalah baru yaitu pencemaran bagi lingkungan.
Kegiatan pembangunan dan pesatnya kemajuan teknologi di berbagai bidang
telah dan akan terus menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif pada
lingkungan, yaitu berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang pada
akhirnya akan berakibat pada penurunan kualitas atau degradasi lingkungan.
Kegiatan pembangunan terjadi pada berbagai sektor industri, pertanian,
perikanan, peternakan, perkebunan, pariwisata, kesehatan, pertambangan,
perumahan, perdagangan dan transportasi. Kegiatan-kegiatan tersebut
diperkirakan akan dan telah mempengaruhi kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan
pembangunan apabila tidak memperhatikan kualitas lingkungan tentunya akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan terjadinya degradasi
lingkungan seperti tanah longsor, erosi, sedimentasi, penggundulan hutan,
peningkatan lahan kritis, pencemaran tanah, air dan udara, abrasi pantai,
instrusi air asin, serta penurunan debit air permukaan dan air tanah.
Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik.
Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya manusia dipengaruhi
oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan ia tidak
dapat terpisahkan daripadanya (Sastrawijaya, 2009). Jika lingkungan rusak, maka
manusia dalam melakukan aktivitasnya akan terganggu juga. Lingkungan hidup yang
rusak adalah lingkungan yang tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dalam
mendukung kehidupan. Keinginan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, namun tanpa disertai kearifan
dalam proses pencapaiannya, justru kemerosostan kualitas hidup yang akan
diperoleh. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan eksploitas
sumber daya alam. Seiring dengan perubahan peradaban, kebutuhan terus
berkembang baik jenis maupun jumlahnya, sedangkan penyediaan sumber daya alam
terbatas. Eksploitasi yang berlebihan akan mengakibatkan merosotnya daya dukung
lingkungan.
Disamping itu, pengelolaan sampah
yang tepat dan terpadu harus dilakukan secara sinergis dan memperoleh perhatian
yang serius dari semua stakeholder,
dan juga harus mendapat partisipasi dari semua lapisan masyarakat sehingga
kemajuan pembangunan yang dilakukan demi kepentingan manusia, lingkungan pun
akan tetap lestari.
C.
Daftar Pustaka
Anonim,
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2012). Tempat
Pembuangan Sampah. Ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhir.online (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12:03)
Anonim,
Wikipedia Bahasa Indonesia. (2008). Pengelolaan
Sampah. Ensiklopedia bebas. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah.online (diakses Senin,
4 Juni 2012 Pukul 12:11)
Cahyadi
Pitoyo, (2007), Studi Komposisi Sampah Perkotaan Pada Tingkat
Rumah Tangga di kota Depok, tersedia
di http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/civil-engineering/2007/Artikel_10300020.pdf. PDF
created with FinePrint pdf Factory
trial version http://www.softwarelabs.com.online (diakses pada tanggal 02 juni
2012)
Geografi.
(2011). Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Para Ahli. Wahana komunikasi geografi SMA. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/01/pengertian-lingkungan-hidup-menurut.html.online. (diaksesn Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12: 03)
Ketut,
Wikantika. (2008). Kriteria Penentuan
Lokasi Pembuangan Sampah. http://wikantika.wordpress.com/2008/05/07.online. (diakses
Senin, 4 Juni 2012 Pukul 11:56)
Indonesia Maritime
Institute. (2009). pencemaran laut
“mengancam sumberdaya dan lingkungan maritime”. http://indomaritimeinstitute.org/?p=1217online. (diakses Senin, 4 Juni 2012 Pukul 12:04)
Suhartini, (2008), Pengaruh Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir
(Tpa) Sampah Piyungan Terhadap Kualitas
Air Sumur Penduduk Di Sekitarnya, Yogyakarta.
Hasil
Penyusunan, (2008). UKL dan UPL TPA Sampah Talangagung Kecamatan Kepanjen
Kabupaten Malang, tersedia di http://samowob.files.wordpress.com/2008/04/ukl-upl-talangagung.pdf.online
(diakses pada tanggal 02 juni
2012).
Tbilisi
(1997), tersedia
di http://eprints.undip.ac.id/31463/1/bab1.pdf.online (diakses pada tanggal 02 juni 2012.
Widaningsih
(2010), tersedia di http://eprints.undip.ac.id/31463/1/bab1.pdf.online (diakses pada tanggal 02 juni
2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar